Teori-teori
tentang Konseling
1.
Teori
Trait dan Factor
Teori ini dipelopori oleh Williamson.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan secara logis rasional dalam
pemecahan masalah. Teori ini bisa disebut teori directve counseling, karena konselor diposisikan sebagai pihak
paling aktif dalam membantu mengarahkan perilaku klien. Jadi, konseling ini
bisa diartikan sebagai counseling centred
atau konseling yang berpusat pada konselor.
2. Teori yang Berpusat pada Klien
Menurut Rogers, konseling berpusat pada klien
adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dapat
dikatakan konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi
konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
3.
Tahapan Perkembangan Kepribadian Individu
Tahapan ini
dapat digunakan dalam proses bimbingan, baik sebagai materi maupun pendekatan.
Konsep ini memberi arti bahwa materi, metode dan pola bimbingan harus
disesuaikan dengan tahapan perkembangan kepribadian individu, karena pada
setiap tahapan itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu
konselor yang melakukan bimbingan haruslah selalu melihat tahapan-tahapan
perkembangan ini, bila ingin bimbingannya menjadi efektif.
4. Manusia adalah Makhluk yang Memiliki Kebutuhan
dan Keinginan
Konsep ini
dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya manusia
itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian
konselor dalam memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang
dibutuhkan dan yang diinginkan oleh konseli, sehingga bimbingan yang dilakukan
benar-benar efektif.
5. Teori konseling merupakan upaya untuk menjelaskan
proses melalui mana seperangkat kegiatan konseling dimulai, berkembang dan berakhir.
Teori konseling dapat melayani sejumlah fungsi; sebagai seperangkat pedoman
untuk menjelaskan cara-cara manusia belajar, berubah, dan berkembang;
mengusulkan suatu model perkembangan normal dan bentuk-bentuk ekspresi gangguan
perilaku; dan apa yang perlu dilakukan dan dapat diharapkan pada proses
konseling.
6. Menurut
Abraham Maslow
Teori dan Pendekatan Konseling
Eksistensial-humanistik berfokus pada diri manusia.
Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang
menekankan pada pemahaman atas manusia. Terapi
eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan
kesadaran diri sebelum bertindak.
Kesimpulan :
Konseling
pada dasarnya adalah melakukan pendekatan antar sesama manusia yaitu antara
konselor denngan klien, dimana konselor merupakan pembimbing diri klien untuk
memecahkan kesulitan yang ada di dalam diri klien tersebut. Oleh karena itu,
konselor yang melakukan pembimbingan harus melihat tahapan tahapan yang
berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan diinginkan klien, sehingga bimbingan
menjadi lebih efektif lagi.
Dafar Pustaka
Darminto, E.
(2007). Teori-teori Konseling: Teori dan Praktek Konseling Dari Berbagai
Orientasi Teoritik dan Pendekatan.
Eko Darminto. 2007. Teori-teori Konseling: Teori dan Praktik Konseling
dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan. Surabaya: Unesa University
Press.
Muhamad, S.
(2003). Teori-Teori konseling. CV Pustaka Bani Quraisy.
Sukardi, D. K.
(1985). Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia.
Surya, M.
(2003). Teori-teori konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.